Negeri
yang kaya raya ini tak ubahnya seperti surga yang terdampar di bumi, kekayaan
alam yang sangat begitu melimpah dari sabang sampai merauke, dari pulau
mianggas sampai pulau rote. Di dukung lagi kemajemukan kultur beragama, suku,
dan ras. Indonesia tercatat sebagai Negara dengan garis pantai terpanjang dan
secara etimologi Indonesia mempunyai kekayaan laut yang begitu melimpah untuk
mensejahterakan masyarakat Indonesia, dan Indonesia juga berpotensi penghasil
migas dan hasil pertambangan lainnya yang melimpah, tetapi itu semua hanya
cerita berkepanjangan dari massa ke massa. Di sisi lain Indonesia mempunyai
tolak ukur negative dalam peradaban perjalanan bangsa ini, saat ini Indonesia
tercatat sebagai Negara terkorup no 3 di dunia, Dan Indonesia juga tercatat
sebagai Negara birokrasi terumit no 2 di dunia setelah india, belum lagi
permasalahan bangsa ini lainnya kemiskinan yang Nampak secara nyata, tingkat
pengganguran yang masih tinggi, biaya pendidikan yang begitu tinggi, peneggakan hukum yang tidak
berkeadilan, pembangunan yang tidak merata, dan masih banyak permasalahan
lainnya yang tidak bisa saya publikasikan. Hal ini menjadi pukulan cambuk
Indonesia di mata dunia internasional.
Di
mata beberapa kalangan termasuk aktivis mahasiswa, ini adalah permasalahan
klasik yang tidak ada titik penyelesaiaan yang konkrit dari masa ke masa, mulai
dari paska proklamasi di zaman orde lama, orde baru, dan reformasi seperti yang
kita rasakan saat ini. Merubah negeri ini kearah yang lebih baik memang tidak
semudah kita bayangkan, tetapi dengan dukungan sumber daya alam yang begitu
melimpah dan sumber daya manusia yang memadai, mengapa bangsa ini masih saja
jalan di tempat?? Bung karno saja hanya membutuhkan 10 pemuda untuk menguncang
dunia ini, tetapi berbalik belaka dengan pemimpin saat ini untuk mengubah
bangsa ini, pemimpin saat ini “sediakan
saya 10 pemuda akan aku jadikan boyband”. Sunguh miris dengan realita kenyataan
seperti ini yang terjadi hari ini dengan bangsa ini utamanya pemimpin di negeri
ini yang cuma hanya bermimpi berkepanjangan.
Secercah
harapan bangsa ini ke depannya terletak pada pundak pemuda dan mahasiswa, kaum
muda berintelektual tinggi seperti mahasiswa lebih memperdalam lagi pemahaman
dan aplikasi peran dan fungsi mereka sebagai mahasiswa, sebagai tuntutan
merubah bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Besar harapan saya untuk
pribadi dan mahasiswa lainnya Agent of
change and social control bukan semata menjadi selogo belaka untuk kalangan
mahasiswa ke depannya. Suara mahasiswa adalah suara rakyat, suara rakyat adalah
suara tuhan, Berbicara tentang suara rakyat tentunya tidak terlepas dari peran
dan fungsi mahasiswa itu sendiri. Satu ungkapan yang membuat saya secara
pribadi miris dalam bentuk tanggisan pada tulisan ini dimana ketika suara
rakyat yang di sampaikan tidak di respon dengan baik, sang orator sebagai ujung
tombak penyampai aspirasi yang selalu keras, garang, militan dalam penyampaiaan
aspirasi rakyat, saat ini tertunduk lesu dan menanggis karena segala aspirasi
yang di sampaikan atas realita keadaan bangsa ini tidak di tangapi dengan
tindakan nyata oleh aparatur yang ada di negara ini baik eksekutif, legislatif,
dan yudikatif.
Sang
Orator dalam hal ini adalah pahlawan perlawanan ketidakadilan atas bangsa ini,
dan sang Orator pahlawan penyuara suara rakyat tertindas, walaupun orasi mereka
hanya di anggap sebagai bumbu-bumbu demokrasi, tetapi tanggisan sang orator
adalah mutlak tanggisan rakyat yang di tindas. Segala sesuatu yang di
aspirasikan pasti akan ada yang manilai karena segala penilaiaan terletak pada
kemauan memperjuangkan terluput hasilnya tidak sesuai yang kita perjuangkan,
sang orator yang hanya bermodalkan microphone (towa) sebagai senjata, aspirasi
rakyat sebagai peluru, dan massa sebagai pasukan perang, saat ini terkalahkan
oleh egosentrik aparatur Negara. Jika guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa,
maka sang orator adalah pahlawan suara rakyat, selamat berjuang kembali sang orator
pimpinan sidang parlemen jalanan. (ir)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !