BERITA TERKINI :

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kerinci


Home » » Sang Orator yang Menangis

Sang Orator yang Menangis

Written By Unknown on Jumat, 27 Desember 2013 | 15.16


Negeri yang kaya raya ini tak ubahnya seperti surga yang terdampar di bumi, kekayaan alam yang sangat begitu melimpah dari sabang sampai merauke, dari pulau mianggas sampai pulau rote. Di dukung lagi kemajemukan kultur beragama, suku, dan ras. Indonesia tercatat sebagai Negara dengan garis pantai terpanjang dan secara etimologi Indonesia mempunyai kekayaan laut yang begitu melimpah untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia, dan Indonesia juga berpotensi penghasil migas dan hasil pertambangan lainnya yang melimpah, tetapi itu semua hanya cerita berkepanjangan dari massa ke massa. Di sisi lain Indonesia mempunyai tolak ukur negative dalam peradaban perjalanan bangsa ini, saat ini Indonesia tercatat sebagai Negara terkorup no 3 di dunia, Dan Indonesia juga tercatat sebagai Negara birokrasi terumit no 2 di dunia setelah india, belum lagi permasalahan bangsa ini lainnya kemiskinan yang Nampak secara nyata, tingkat pengganguran yang masih tinggi, biaya pendidikan yang begitu  tinggi, peneggakan hukum yang tidak berkeadilan, pembangunan yang tidak merata, dan masih banyak permasalahan lainnya yang tidak bisa saya publikasikan. Hal ini menjadi pukulan cambuk Indonesia di mata dunia internasional.
Di mata beberapa kalangan termasuk aktivis mahasiswa, ini adalah permasalahan klasik yang tidak ada titik penyelesaiaan yang konkrit dari masa ke masa, mulai dari paska proklamasi di zaman orde lama, orde baru, dan reformasi seperti yang kita rasakan saat ini. Merubah negeri ini kearah yang lebih baik memang tidak semudah kita bayangkan, tetapi dengan dukungan sumber daya alam yang begitu melimpah dan sumber daya manusia yang memadai, mengapa bangsa ini masih saja jalan di tempat?? Bung karno saja hanya membutuhkan 10 pemuda untuk menguncang dunia ini, tetapi berbalik belaka dengan pemimpin saat ini untuk mengubah bangsa ini, pemimpin saat ini “sediakan saya 10 pemuda akan aku jadikan boyband”. Sunguh miris dengan realita kenyataan seperti ini yang terjadi hari ini dengan bangsa ini utamanya pemimpin di negeri ini yang cuma hanya bermimpi berkepanjangan.
Secercah harapan bangsa ini ke depannya terletak pada pundak pemuda dan mahasiswa, kaum muda berintelektual tinggi seperti mahasiswa lebih memperdalam lagi pemahaman dan aplikasi peran dan fungsi mereka sebagai mahasiswa, sebagai tuntutan merubah bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Besar harapan saya untuk pribadi dan mahasiswa lainnya Agent of change and social control bukan semata menjadi selogo belaka untuk kalangan mahasiswa ke depannya. Suara mahasiswa adalah suara rakyat, suara rakyat adalah suara tuhan, Berbicara tentang suara rakyat tentunya tidak terlepas dari peran dan fungsi mahasiswa itu sendiri. Satu ungkapan yang membuat saya secara pribadi miris dalam bentuk tanggisan pada tulisan ini dimana ketika suara rakyat yang di sampaikan tidak di respon dengan baik, sang orator sebagai ujung tombak penyampai aspirasi yang selalu keras, garang, militan dalam penyampaiaan aspirasi rakyat, saat ini tertunduk lesu dan menanggis karena segala aspirasi yang di sampaikan atas realita keadaan bangsa ini tidak di tangapi dengan tindakan nyata oleh aparatur yang ada di negara ini baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Sang Orator dalam hal ini adalah pahlawan perlawanan ketidakadilan atas bangsa ini, dan sang Orator pahlawan penyuara suara rakyat tertindas, walaupun orasi mereka hanya di anggap sebagai bumbu-bumbu demokrasi, tetapi tanggisan sang orator adalah mutlak tanggisan rakyat yang di tindas. Segala sesuatu yang di aspirasikan pasti akan ada yang manilai karena segala penilaiaan terletak pada kemauan memperjuangkan terluput hasilnya tidak sesuai yang kita perjuangkan, sang orator yang hanya bermodalkan microphone (towa) sebagai senjata, aspirasi rakyat sebagai peluru, dan massa sebagai pasukan perang, saat ini terkalahkan oleh egosentrik aparatur Negara. Jika guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, maka sang orator adalah pahlawan suara rakyat, selamat berjuang kembali sang orator pimpinan sidang parlemen jalanan. (ir)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Entri Populer

 
Support : Creating Website | LAPMI HMI Kerinci
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. HMI Cabang Kerinci - All Rights Reserved
Published by Insan Cita