BERITA TERKINI :

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kerinci


Home » » “KEMBALIKAN HMI PADA FITRAHNYA”

“KEMBALIKAN HMI PADA FITRAHNYA”

Written By Unknown on Minggu, 28 September 2014 | 21.49



Himpunan Mahasiswa Islam lahir 14 Rabiul Awal 1366 Hijriah, bertepatan dengan 5 Februari 1947, yang berarti berusia ke-67 tahun dalam hitungan Masehi dan ke-69 tahun dalam hitungan Hijriah, HMI didirikan di jogjakarta.

Selayaknya organisasi yang berumur tua, Himpunan Mahasiswa Islam, tentunya telah mengecap berbagai pengalaman dalam perjalanan panjang melewati fase zaman dalam fase-fase sejarah bangsa indonesia, sejak zaman  kemerdekan masih berumur ‘belita’ hingga dua dekade pasca reformasi ini.

Organisasi yang didirikan ayahnda Lafran Pane dan kawan-kawannya ini, menarik banyak pihak untuk ditelaah sebagai salah satu organisai mahasiswa ekstra universitas berbasis islam. Bagaimana tidak, peran dan kontribusinya pada umat dan bangsa yang terentang panjang dari Sabang hingga Marauke, maka menjadi wajar, bila sengkarut bangsa ini adalah cermin bagi sengkarut ditubuh HMI ataupun sebaliknya.

Dari fitrahya, awal berdiri organisasi ini, harapan dari seorang Lafran Pane yang bukan terlahir dari tradisi pasantren dan keluarga kiyai. beliau mengingginkan oraganisai ini sebagai tempat ataupun wadah  mahasiswaa islam untuk mengetahui  ajaran  islam secara utuh, dengan tekat beliau yang  sangatlah kuat, beliau juga mengimpikan bahwa HMI akan menciptakan cendikia yang ulama, dan ulama yang cendikia.

 Begitu juga dikata oleh manta ketum PB-HMI 1963-1966 dr. Sulastomo,
“ mensinyalir bahwa HMI didirikan untuk belajar soal islam, pada masa awal daya tarik mahasiswa dari perguruan tinggi untuk masuk HMI pada umumnya ingin belajar tentang islam.”

Tetapi hari ini berbanding terbalik dari apa yang diingin oleh faunding fathers HMI. HMI sudah bergeser dari khittahnya sebagai organisasi yang berazazkan islam. Suasana keislam  yang dulunya kental, sekarang seakan pudar perlahan-lahan hilang begitu saja, dan juga kader-kader semakin terlena dan lengket dengan pusaran kekuasaan serta politik praktis. Bukankah kanda Agus Salim Sitompul telah lama mengingatkan kita tentang indikator-indikator kemunduran HMI, bukunya telah banyak dibaca oleh kader, lantas mengapa seolah kita tak belajar dari peringatan dini tersebut...???

Tak ada salahnya pikiran putus asa itu pun muncul dibenak pikiran, boleh saja mereka yang tetap bertahan dan mencintai HMI hingga ke sumsum tulangnya yang telah mengkhianati ideologi HMI, mereka yang berada dalam jamannya terkadang lupa membaca sejarah, lalu merentas sendiri arah organisasi menurut prasangkaan dan kepentingannya masing-masing. Dan gugatan pun muncul bahkan seruan dengan nada yang putus asa meminta HMI dibubarkan saja!
Nilai-nilai keislam dan tradisi keintelektual ditinggal begitu saja oleh kader, lantas mengapa??? Kerena mementingkan kepentingan sesaat, organisasi seolah-olah menjadi alat untuk merebut kekuasaan dan kepentigan politik menjadi mainstream ( Arus Utama ) didiri kader.

Dengan umurnya yg sudah semakin tua dan telah melahirkan berbagai rentetan generasi, untuk itu marilah kita kembali menguatkan ideologi organisasi ini yang telah tersebar dalam Nilai Dasar Perjuangan ( NDP ) dan juga pada tafsir tujuan HMI. “ Iman, Ilmu, dan Amal “ karena dilihat pada zamannya sekarang,  ideologi ini sudah mulai mendakal dari diri kader. Sebelum terlambat, mari kita sama-sama merenungkan, merobah perlahan-lahan, baik dari segi perekrutan kader dengan mementikan kualitas bukan kuantitas dan hal lain yang dianggap perlu.
Semoga apa-apa saja yang kita lakukan dihimpunan ini semata-mata karena Allah Swt dan untuk HMI. Amin...
Salam Hijau Hitam,
        “ Yakin Usaha Sampai ”

       OLEH :  RANDA PRATAMA

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | LAPMI HMI Kerinci
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. HMI Cabang Kerinci - All Rights Reserved
Published by Insan Cita