Mission merupakan tugas dan tanggung
jawab yang diemban, sehingga mission HMI dapat diartikan sebagai tugas dan
tanggung jawab yang diemban oleh kader HMI. Sebagai organisasi kader yang
memiliki platform yang jelas, sejak awal berdirinya HMI mempunyai komitmen
asasi yang disebut dengan dua komitmen asasi, yakni (1) Mempertahankan negara
Republik Indonesia dan mempertinggi derajat bangsa Indonesia, yang dikenal
dengan komitmen kebangsaan, dan (2) Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam,
yang dikenal dengan wawasan keislaman/keumatan.
Kesatuan dari kedua wawasan ini
disebut dengan wawasan integralistik, yakni cara pandang yang utuh melihat
bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai
warga negara dan umat Islam Indonesia. Penerjemahan komitmen HMI ini
disesuaikan dengan konteks jaman, sehingga HMI selalu aktual dan mampu tampil
di garda terdepan dalam setiap even.
Bila dicermati belakangan ini bisa
dikatakan bahwa HMI mengalami stagnasi, untuk tidak dikatakan degradasi. Hampir
tidak ada gagasan cerdas yang disumbangkan oleh HMI di tengah carut marut dan
tunggang langgangnya tatanan republik ini, dimana masalah disintegrasi perlu
segera diatasi, masalah ekonomi mendesak untuk segera diperbaiki, masalah
supremasi hukum yang harus ditegakkan, masalah pendidikan mendesak untuk
diperhatikan, dan masalah-masalah lain yang melingkari, seperti budaya,
pertahanan keamanan, yang kesemuanya membutuhkan penanganan secepatnya.
Singkatnya, Indonesia sekarang sedang diterma krisis multi dimensional. Di
tengah kondisi ini, komitmen HMI tidak lebih dari sebatas slogan tanpa jiwa.
Oleh sebab itu untuk mendongkrak
kembali ghirah kader HMI dalam berperan serta untuk penyelesaian problematika
bangsa dan umat perlu adanya reaktualisasi mission HMI dalam jiwa kader HMI
melalui proses perkaderan yang selama ini perjalanannya tidak lebih hanya
sebagai proses pencapaian status dengan meninggalkan makna sesungguhnya, yaitu
sebagai proses pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan,
yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang muslim yang
utuh (kaffah), sehingga kader HMI memiliki keberpihakan yang jelas terhadap
kaum tertindas (mustad’afin) dan melawan kaum penindas (mustakbirin).
HMI sebagai organisasi berbasis
mahasiswa yang merupakan kaum intelektual, generasi kritis, dan memiliki
profesionalisme harus mampu menjadi agen pembaharu di tengah masyarakat dan
kehidupan bangsa. Karena mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa dalam
tatanan kehidupan bangsa dan negara, maka seluruh gerak perubahan yang terjadi
di bangsa ini dimotori oleh kelompok mahasiswa dan pemuda, mulai dari
proklamasi, revolusi, hingga reformasi, selalu ada andil mahasiswa. Namun
demikian arah perubahan harus sesuai dengan usaha untuk mewujudkan masyarakat
adil makmur yang diridhoi Allah SWT sebagaimana termaktub dalam penggalan
tujuan HMI.
Dalam perjalanannaya, gerakan
mahasiswa begitu dimanis, mengikuti perkembangan jaman dan selalu eksis dalam
setiap momen penting kebangsaan. Kekonsistenan itu harus diiringi oleh pegangan
yang teguh terhadap idealisme dan menjaga sikap hanif sehingga kehadiran
mahasiswa sebagai kaum intelektual yang dalam tatanan sosial masyarakat
mendapat tempat yang penting sebagai embun penyejuk. Untuk itulah HMI sebagai
organisasi mahasiswa harus mampu menetaskan kader-kader yang berkualitas insan
cita sebagaimana yang tersurat dalam tujuan HMI “Terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI).
HAKEKAT KEBERADAAN HMI
HMI sebagai Organisasi Mahasiswa
(pasal 7 AD HMI) Makna HMI sebagai organisasi mahasiswa adalah organisasi yang
menghimpun mahasiswa yang menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi
(Universitas/Akademi/Institut/Sekolah Tinggi) atau yang sederajat, dan memilki
ciri-ciri kemahasiswaan. Adapun ciri-ciri kemahasiswaan tersebut adalah ilmiah,
kritis dan analitis, rasional, obyektif, serta sistematis.
HMI sebagai Organisasi berasaskan
Islam (pasal 3 AD HMI) HMI sebagai organisasi berasaskan Islam maksudnya adalah
organisasi yang menghimpun mahasiswa yang beragama Islam, dimana secara
individu dan organisatoris memiliki ciri-ciri keislaman, menjadikan Al-Qur’an
dan As-Sunnah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi, dan sumber
aspirasi dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.
HMI sebagai Organisasi yang Bersifat
Independen (pasal 6 AD HMI) HMI yang bersifat independen adalah waktak
organisasi yang selalu tunduk danberorientasi pada kebenaran (hanif), sehingga
kiprah setiap individu dan dinamika organisasi dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara mempunyai pola pikir, pola sikap, dan pola tindak tidak terikat
dan tidak mengikatkan diri secara organisatoris dengan kepentingan atau
organisasi mana pun, segala sesuatu tidak didasarkan atas kehendak atau paksaan
pihak lain.
Independensi dilihat dari dua
dimensi, yakni :
1.
Indepndensi Etis
Sikap dan watak HMI yang termanifestasikan secara individu
dan organisasi dalam dinamika berfikir, bersikap, dan bertindak, baik dalam
hubungan terhadap Sang Rab, ataupun hubungan terhadap sesama, sesuai dengan
fitrah kemanusiaannya, yakni tunduk dan patuh kepada kebenaran (hanif).
2.
Independensi Organisatoris
Sikap
dan watak HMI yang teraktualisasikan secara organisatoris di dalam kiprah
dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam keutuhan kehidupan nasional melakukan partisipasi aktif,
konstruktif secara konstitusional terhadap perjuangan bangsa dan pencapaian
cita-cita nasional, hanya komit kepada kebenaran, dan tidak tunduk atau komit
terhadap kepentingan atau organisasi tertentu.
Prinsip-prinsip independensi HMI
dalam implementasi dirumuskan sebagai berikut :
a. Kader HMI terutama aktivitasnya
dalam melakukan tugas dan tanggung jawab organisasi Harus tunduk pada
ketentuan-ketentuan organisasi dalam melaksanakan program-program organisasi,
oleh karena itu tidak diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan yang membawa
organisasi atas kehendak pihak luar manapun.
b. Kader HMI terutama aktivitasnya
tidak dibenarkan mengadakan komitmen dalam bentuk apapun dengan pihak luar
selain segala sesuatu yang telah ditetapkan dan diputuskan secara
organisatoris.
c. Alumni HMI senantiasa diharapkan
untuk aktif berjuang meneruskan dan mengembangkan watak independensi etis
dimanpun mereka berada dan berfungsi sesuai dengan profesinya dalam rangka
membawa hakekat misi HMI, menganjurkan serta mendorong alumni HMI untuk
menyalurkan aspirasinya secara tepat melalui semua jalur pengabdian, baik jalur
organisasi profesi, instansi pemerintah, wadah aspirasi politik, dan jalur
lainnya yang semata-mata karena hak dan tanggung jawab dalam rangka
merealisasikan kehidupan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Aplikasi dan dinamika berfikir,
bersikap dan bertindak secara keseluruhan dari watak asasi kader HMI terumus
dalam bentuk :
a. Cenderung kepada kebenaran
b. Bebas, merdeka dan terbuka
c. Obyektif, rasional, dan kritis
d. Progresif dan dinamis
e. Demokratis, jujur dan adil
TUJUAN HMI
Seperti yang telah disinggung
sebelumnya, tujuan HMI adalah “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi
yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI). Dari tujuan tersebut dapat
dirumuskan menjadi lima kualitas insan cita, yakni kualitas insan akademis,
kualitas insan pencipta, kualitas insan pengabdi, kualitas insan bernafaskan
Islam, dan kualitas insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat
adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Kualitas insan cita HMI adalah
merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam pribadi seorang manusia
yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja
kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 4 AD HMI)
adalah sebagai berikut :
1.
Kualitas Insan Akademis
Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan
luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
Memiliki kemampuan teoritis, mampu
memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan
menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.
Sanggung berdiri sendiri dengan
lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis
maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap,
teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
2.
Kualitas Insan Pencipta : Insan
Akademis, Pencipta
Sanggup melihat
kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah
besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan
bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan
kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
Bersifat independen dan terbuka,
tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap demikian potensi, kreatifnya
dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah.
Dengan ditopang kemampuan
akademisnya dia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran
islam.
3.
Kualitas Insan Pengabdi : Insan
Akdemis, Pencipta, Pengabdi
khlas dan sanggup berkarya demi
kepentingan orang banyak atau untuk sesama umat.
Sadar membawa tugas insan pengabdi,
bukannya hanya membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya
menajdi baik.
Insan akdemis, pencipta dan mengabdi
adalah yang bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan
ilmunya untuk kepentingan sesamanya.
4.
Kualitas Insan yang bernafaskan
islam : Insan Akademis, pencipta dan pengabdi yang ber nafaskan Islam
slam yang telah menjiwai dan memberi
pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan
menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai
universal Islam. Dengan demikian Islam telah menapasi dan menjiwai karyanya.
Ajaran Islam telah berhasil
membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk
pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema
pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah
mengintegrasikan masalah suksesnya dalam pembangunan nasional bangsa kedalam
suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
5.
Kualitas Insan bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT :
Insan akademis, pencipta dan pengabdi
yang ber nafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Berwatak, sanggup memikul
akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa menempuh jalan yang benar
diperlukan adanya keberanian moral.
Spontan dalam menghadapi tugas,
responsip dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
Rasa tanggungjawab, takwa kepada
Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam
me wujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Korektif terhadap setiap langkah
yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Percaya pada diri sendiri dan sadar
akan kedudukannya sebagai “khallifah fil ard” yang harus melaksanakan
tugas-tugas kemanusiaan.
Pada pokoknya insan cita HMI
merupakan “Man of future” insan pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan
berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia
sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan
untuk secara kooferatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal type
dari hasil perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu).
Penyuara “Idea of Progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis,
dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT.
Mereka itu manusia-manusia uang beriman
berilmu dan mampu beramal saleh
dalam kualitas yang maksimal (insan kamil)
Dari lima kualitas lima insan cita
tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu
kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi.
Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang terefleksi
dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan
makmur yang ridhoi Allah SWT.
Yang dimaksud dengan masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT adalah masyarakat yang menjalankan kehidupannya
selalu berlandaskan atas asas keadilan sehingga tercapai kemakmuran dan dalam
perjalanan pencapaian masyarakat adil makmur tersebut tidak mendobrak aturan
Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an sehingga adil makmur yang dicapai oleh
masyarakat merupakan adil makmur yang dikehendaki oleh Allah SWT. Jadi setiap
usaha dalam pencapaian masyarakat adil makmur harus berpedoman pada ajaran
Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
FUNGSI DAN PERAN HMI
HMI berfungsi sebagai Organisasi
Kader (pasal 8 AD HMI)
HMI sebagai organisasi kader adalah
organisasi mahasiswa yang berorientasikan Islam yang melakukan perkaderan,
dimana seluruh aktivitas yang dilakukan pada dasarnya merupakan proses
kaderisasi, sehingga HMI berfungsi dan hanya selalu membentuk kader-kader
muslim intelektual yang profesional
.
HMI berperan sebagai Organisasi
Perjuangan (pasal 9 AD HMI)
HMI berperan sebagai organisasi
perjuangan adalah organisasi yang selalu berjuang melakukan dan membentuk kader
bangsa yang muslim, intelektual, dan profesional dimana outputnya ditujukan
untuk kepentingan bangsa secara keseluruhan, sehingga insan HMI siap dan dapat
bermanfaat bagi seluruh golongan yang ada di masyarakat selama tidak
bertentangan dengan koridor misi HMI.
HUBUNGAN MISSION SECARA INTEGRAL
Hubungan antara asas, tujuan, sifat,
status, fungsi dan peran HMI secara integral adalah dalam pencapaian dan
memperjuangkan mission HMI harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh, dan satu
sama lain saling mempengaruhi, dan menentukan sehingga tidak bisa ditinjau
secara parsial.
Dalam diri kader HMI harus :
a. Senantiasa memperdalam kehidupan
rohani agar menjadi luhur dan bertaqwa pada Allah SWT
b. Selalu tidak puas dan berkemauan
keras untuk mencari kebenaran, HMI hanya komit pada kebenaran
c. Jujur pada dirinya dan pada orang
lain dan tidak mengingkari hati nuraninya
d. Teguh dalam pendirian dan
obyektif rasional jika berhadapan dengan orang yang berbeda pendirian
e. Bersikap kritis dan berfikir
bebas kreatif.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !